Tembok Al-Buraq, merupakan
satu bahagian dari dinding atau tembok sebelah barat Masjid Al-Aqsa
yang terletak antara Pintu Magharibah di sebelah selatan dan Madrasah
Tankaziah (the Syariah Courts) di sebelah utara. Panjangnya ialah 50 meter dan ketingiannya kurang dari 20 meter.
Ia
dikenal dengan nama Tembok Al-Buraq karena Nabi Muhammad SAW mengikat
Buraq di tembok tersebut pada peristiwa Isra' dan Mi'raj. Bagi umat
Islam, dinding itu merupakan bagian dari dasar Masjid Al-Aqsha dan
Masjid Umar (Qubbat As-Sakhrah/Dome of The Rock).
Tembok Al-Buraq dikenal orang Yahudi sebagai Tembok Ratapan. Orang
Yahudi percaya, di tembok itu ada “Shekhinah” (kehadiran Ilahi).
Menurut keyakinan Yahudi, berdoa di situ sama dengan berdoa kepada
Tuhan.
Kaum
Yahudi kini berdoa di sana dan meratapi dosa-dosa mereka dengan penuh
penyesalan. Selain mengucapkan doa-doa, mereka juga meletakkan doa
mereka yang ditulis pada sepotong kertas yang disisipkan pada
celah-celah dinding itu.
Dinding
ini dibagi dua dengan sebuah pagar pemisah (mechitza) untuk
memisahkan laki-laki dan perempuan. Orang Yahudi Ortodoks percaya,
mereka tidak boleh berdoa bersama-sama dengan kaum perempuan.
Sebuah
studi Otoritas Palestina menyatakan kaum Yahudi tidak punya hak atas
Tembok Barat (Western Wall) atau “Tembok Ratapan” di Jerusalem.
Penelitian itu ditulis oleh Al-Mutawakel Taha, seorang pejabat senior
Kementerian Informasi Palestina di Ramallah. Ditegaskan, Tembok Barat
yang disebut juga sebagai “Tembok Al-Buraq” merupakan bagian integral
dari Masjid Al-Aqsa dan selalu milik kaum Muslim.
“Tembok
ini tidak pernah menjadi bagian dari yang disebut Temple Mount,”
tulis Taha. “Tembok Barat itu milik umat Islam dan tidak pernah ada
batu di dalamnya yang disebut-sebut peninggakan era Nabi Sulaiman AS.
Kepercayaan kaum Yahudi tidak memiliki koneksi ke tembok ini,”
jelasnya.
No comments:
Post a Comment