Masjid
Al-Aqsa, juga ditulis Al-Aqsha di dalam bahasa Arab bermakna "masjid
terjauh" adalah salah satu tempat suci agama Islam yang menjadi bagian
dari kompleks bangunan suci di Kota Lama Jerusalem (Jerusalem Timur).
Kompleks tempat masjid ini (di dalamnya juga termasuk Kubah Batu)
dikenal oleh umat Islam dengan sebutan Al-Haram Asy-Syarif atau "tanah
suci yang mulia". Tempat ini oleh umat Yahudi dan Kristen dikenal
pula dengan sebutan Bait Suci (Temple Mount), suatu tempat paling suci
agama Yahudi yang umumnya dipercaya merupakan tempat Bait Pertama dan
Bait Kedua dahulu pernah berdiri.
Dalam
peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW diangkat ke Sidratul Muntaha
dari tempat ini setelah sebelumnya dibawa dari Masjid Al-Haram di
Makkah ke Al-Aqsa. Peristiwa itu terjadi kira-kira pada tahun
kesembilan (620 M) dari penyebaran Islam oleh Nabi Muhammad SAW. Di
malam yang hening, dengan didampingi Malaikat Jibril, Nabi Muhammad
SAW lantas singgah di Al Aqsha dalam perjalanan Isra Miraj untuk
menerima perintah shalat. Masjid itu juga adalah bagian dari awal
sejarah dimulainya penyebaran agama Islam
Peristiwa
Isra' Mi'raj tertuang dalam Al-Qur'an sebagaimana Firman Allah SWT:
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam
dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi
sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari
tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui (QS. Al-Isra : 1)
Ayat
di atas adalah bukti kesucian Masjid Al-Aqsa dan Jerusalem, kota
tempat masjid itu didirikan sebagai tempat yang disucikan bagi umat
Islam sedunia, sebagaimana Makkah yang disucikan karena terdapat
Baitullah atau Ka’bah di dalamnya.
Masjid
Al Aqsha secara luas dianggap sebagai tempat suci ketiga oleh umat
Islam tercatat sebagai salah satu masjid tertua dan memiliki nilai
religius tinggi bagi umat Muslim. Nabi Muhammad SAW bersabda : Tidak
boleh bersusah payah mengadakan perjalanan kecuali ke tiga masjid,
yaitu Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjid Al-Aqsa. (HR. Bukhari
no: 1189.)
Sejarah
bahkan mencatat, masjid agung tersebut merupakan kiblat pertama
sebelum kemudian berganti ke Ka’bah. Terdapat beberapa hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, yang menegaskan bahwa
selama Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat berada di Madinah,
mereka melaksanakan shalat dengan berkiblat ke Masjid Al Aqsha.
Peristiwa
itu terjadi pada tahun ke-2 Hijriyah hari Senin bulan Rajab waktu
dhuhur, ketika Nabi Muhammad SAW tengah menunaikan shalat di masjid di
Madinah, turunlah firman Allah SWT yang memerintahkan umat Muslim
agar memalingkan wajah (berkiblat) ke Masjidilharam. Sebagaimana
firman Allah SWT sebagai berikut : “Sungguh Kami (sering) melihat
mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu
ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram.
Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan
sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab
(Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram
itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah
dari apa yang mereka kerjakan. (QS Al Baqarah : 144)
Padahal,
ketika turun wahyu tersebut shalat telah berlangsung dua rakaat. Maka
begitu mendengar wahyu tersebut, serta merta Rasulullah SAW dan para
shahabat langsung memindahkan arah kiblatnya atau memutar arah 180
derajat. Dan peristiwa perpindahan kiblat itu dilakukan sama sekali
tanpa membatalkan shalat. Juga tidak dengan mengulangi shalat dua
rakaat sebelumnya. Ayat itu sendiri adalah ayat yang diturunkan kepada
Rasulullah SAW yang telah lama mengharapkan dipindahkannya kiblat
dari Masjidil Al Aqsa ke Masjidil Haram.
Merujuk pada peristiwa tersebut, lalu masjid ini dinamakan Masjid Qiblatain, yang artinya masjid berkiblat dua. (Baca: Sejarah Masjid Qiblatain Madinah). Pada awalnya, kiblat shalat untuk semua Nabi adalah Baitullah di Makkah yang dibangun pada masa Nabi Adam AS (Baca : Sejarah Pembangunan Ka’bah).
Sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut: Sesungguhnya rumah yang
mula-mula dibangun untuk tempat beribadah manusia ialah Baitullah di
Makkah yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.. (QS.
Ali Imran : 96).
Setelah
Nabi Adam AS turun ke bumi, atas arahan Allah SWT, Nabi Adam AS
membina rumah ibadah yg pertama di bumi yaitu K’abah lalu bertawaf
mengelilinginya. Kemudian, Nabi Adam AS mendirikan Al-Aqsa 40 tahun
kemudian. (Baca : Siapakah Yang Membangun Masjid Al –Aqsa). Adapun Nabi Ibrahim AS hanya membangunkan kembali (renofasi) tapaknya yang telah roboh akibat faktor cauca.
Menurut
Sejarah of Al Aqsa Mosque karya Kais Al Khalby, Al Aqsa inilah
digunakan sebagai tempat bersujud bagi Nabi Ibrahim AS, Siti Sarah,
Nabi Ishak AS dan anak turunnya yang menghuni Jerusalem. Disebut juga
sebagai Baitul Maqdis/Beteyel/Holy Shrine.
Pasca
kelaparan di era Nabi Yusuf AS, keluarga Nabi Yakub AS meninggalkan
Baitul Maqdis untuk mengadu peruntungan di Mesir, dan meninggalkan
urusan rumah Tuhan kepada suku asli Jerusalem yang kemudian dikenal
sebagai suku Filistin. Hampir 400 tahun sejak loss connection antara
bangsa Israel dengan Baitul Maqdis dan orang - orang Palestina. Sampai
Nabi Musa AS menyelamatkan mereka dari perbudakan Fir’aun dan membawa
mereka ke tanah yang dijanjikan.
Dua
kurun kemudian Nabi Daud AS memimpin kaum Bani Israel menjadikan
Jerusalem sebagai pusatnya. Nabi Sulaiman AS kemudiannya mewarisi
takhta Nabi Daud AS dan membina rumah ibadat di kawasan suci ini. Kota
ini pernah ditawan dan diperintah oleh terlalu banyak kerajaan dan
kuasa – inilah yang menyebabkan bumi As-Syahid ini begitu ‘kaya’
dengan sejarah.
Di
masa Nabi Sulaiman AS inilah dibangun sebuah “Masjid” lagi untuk
menyembah Tuhan yang mereka sebut sebagai Kuil Sulaiman. Mengingat
tempatnya yang lagi-lagi bertempat di Baitul Maqdis sangat mungkin
jika Kuil Sulaiman sendiri adalah pemugaran terhadap Masjidil Aqsa
yang dibangun Nabi Ibrahim AS.
Di
tahun 638 Masehi, Kekhalifahan Islam membentangkan kekuasaannya
hingga Jerusalem. Khulafaur Rasyidin Umar bin Khattab menandatangani
kesepakatan dengan Patriakh Kristen Monofisit Sophronius untuk
meyakinkan dia bahwa tempat-tempat suci dan umat Kristen Jerusalem akan
dilindungi di bawah kekuasaan orang Muslim.
Di
tengah-tengah kawasan ini, terdapat batu di mana berpijaknya Nabi
Muhammad SAW ketika peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Di sudut paling
selatan kawasan Haram Asy-Syarif (The Noble Sanctuary) ini, terdapat
sebuah masjid yang dikenali sebagai Masjid Kubah Kuning (Dome of the
rock). Dikenali juga sebagai Masjid Umar merupakan bangunan kayu
persegi yang dibangun di atas sisa-sisa bangunan yang dapat menampung
3.000 jamaah. Umar bin Khattab membangun dari Batu Fondasi di Bukit
Bait, yang sebelumnya telah ia bersihkan untuk mempersiapkan bangunan
masjid.
Sekitar
tahun 690 Masehi, Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Umayyah
mempersiapkan pembangunan Kubah Shakhrah (Dome oh the Rock). Kemudian
diikuti dengan pembangunan Masjidil Aqsha yang selesai pada tahun 710
Masehi. Hal ini antara lain berkaitan dengan bertambahnya jumlah
jamaah tanpa mengubah bentuk dasar bangunan yang telah berusia sekitar
13 abad. Demikianlah hingga membuat Masjid Al-Aqsa selalu dimuliakan
oleh segenap umat Islam.
Kubah Shakhrah (Dome oh the Rock) |
No comments:
Post a Comment